HATI YANG BAIK AKAN MEMPERLIHATKAN AMALAN YANG BAIK
Sebagian manusia hari ini, ketika disampaikan kepadanya kewajiban dari perkara agama atau larangan agama yang dilanggarnya, ia akan berkata, "yang penting hatinya baik", "yang penting imannya baik" dsb.
Bagaimanakah terhadap ucapan seperti ini?
🎙 Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -1421H- rahimahullahu ta’ala menjelaskan:
هذا الذي يفعله بعض الناس إذا أُلقيت إليه النصيحة قال: التقوى هاهنا، كلام حق؛ لأن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال: (التقوى هاهنا وأشار إلى صدره) قالها ثلاث مرات،
“Apa yang diucapkan oleh sebagian manusia ketika diberi nasehat, "Takwa itu di sini (di hati)", adalah perkataan yang benar. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengatakan, “Takwa itu di sini”, dan beliau mengisyaratkan ke dadanya(hati), dan beliau mengulanginya sebanyak tiga kali.
ولكن الذي قال: التقوى هاهنا هو الذي قال: (ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله)
Namun perlu diingat, bahwa yang mengatakan, “Takwa itu di sini”, Beliau juga yang mengatakan, “Sungguh, di dalam tubuh ini ada segumpal daging, apabila ia baik, maka akan baik seluruh (amalan) jasadnya dan apabila ia buruk, maka akan buruk pula seluruh (amalan) jasadnya, dan dia adalah hati.”
وعلى هذا فإن فساد الظاهر يدل على فساد الباطن،
Oleh karenanya, maka kerusakan amal perbuatan lahiriah seseorang, itu menandakan ada kerusakan di dalam hatinya.
ونقول لهذا الذي قال: (التقوى هاهنا) نقول: لو كان ما هاهنا فيه تقوى لكان ما نراه من الأعمال الظاهرة مطابقاً للتقوى؛لأنه إذا اتقى القلب لا بد أن تتقي الجوارح، لقول النبي عليه الصلاة والسلام: (إذا صلحت صلح الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله)
Maka kita katakan kepada orang yang berkata, takwa itu di hati,
Jikalau takwa itu tidak ada di dalam hati, maka tidak akan terlihat dari perbuatan lahiriahnya yang sesuai dengan ketakwaan. Karena apabila hati itu bertakwa, niscaya anggota tubuh lainnya juga bertakwa.
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Sungguh, di dalam tubuh ini ada segumpal daging, apabila ia baik, maka akan baik seluruh (amalan) jasadnya dan apabila ia buruk, maka akan buruk pula seluruh (amalan) jasadnya, dan dia adalah hati.”
وبذلك نبطل حجته ونقول: لو كنت صادقاً أن قلبك متقٍ لاتقت الجوارح.
Maka dengan ini, kita dapat membantah alasan orang tersebut dan kita katakan kepadanya,
“Jikalau engkau jujur bahwa hatimu bertakwa, niscaya anggota tubuhmu yang lain juga ikut bertakwa.”
📚 Sumber: Silsilah al-Liqus Syahri (jilid: 5/hal. 11)
♻️ Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya
0 komentar:
Posting Komentar