nasihat perfect
Posted by dakwahku in | November 25, 2024 No comments

⚠️ SUDAHKAH KITA MUHASABAH ?

Salah satu amalan yang hendaknya kita lakukan dalam setiap hari-hari kita adalah memperbanyak muhasabah diri. Muhasabah artinya memperhatikan amalan diri, kemudian meninggalkannya apabila itu berupa kejelekan dan tetap terus mempertahankan amal kebaikan yang telah dilakukan. (A’maalul Quluub, hal. 362)


🛑 PERINTAH AGAR SETIAP HAMBA SELALU MUHASABAH

Allah Ta’ala memerintahkan setiap hamba untuk muhasabah terhadap dirinya. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَوَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 18-19).

Ayat ini merupakan ayat yang merupakan landasan pokok bagi hamba untuk senantiasa muhasabah terhadap amal perbuatannya.

Terdapat pula hadis yang menunjukkan disyariatkannya muhasabah. Dari sahabat Syaddad bin Aus radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ


Orang cerdas adalah orang yang menundukkan jiwanya dan beramal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian." (HR Tirmidzi, hasan).

Al ‘Izz bin Abdis Sallaam rahimahullah mengatakan, Para ulama telah sepakat mengenai wajibnya muhasabah diri terhadap amal yang telah lalu dan amal apa yang akan dilakukan nantinya.” (Lihat A’maalul Quluub, hal. 363-364).


🛑 BENTUK-BENTUK MUHASABAH

1️⃣. Muhasabah terhadap amal-amal yang wajib. Melakukan kewajiban syariat lebih tinggi kedudukannya daripada meninggalkan keharaman, karena melaksanakan kewajiban adalah tujuan pokok. Oleh karena itu, hendaknya seorang hamba memulai muhasabah dengan memperhatikan amal-amal wajib. Jika melihat ada kekurangan, maka dia segera memperbaiknya. Bisa dengan mengulanginya jika memang diperlukan atau menambah dengan amal-amal sunnah penyertanya. Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan, Muhasabah jiwa yang pertama kali dilakukan adalah tentang amal kewajiban. Jika ada yang kurang dalam penunaiannya, maka hendaknya dia mengulanginya atau memperbaikinya.

2️⃣. Muhasabah terhadap perkara keharaman yang dilarang syariat. Apakah kita masih melakukannya? Jika masih terjerumus riba, maka harus membersihkan dan meninggalkannya. Jika masih mengambil hak orang lain, segera kembalikan. Jika pernah menggunjing orang lain, merendahkan, atau menghinanya, maka segera minta maaf dan mendoakan kebaikan untuknya. Jika berbuat kemaksiatan lain semisal minum khamr atau melihat aurat wanita, maka wajib bertaubat dengan menyesalinya. Juga bertekad untuk tidak mengulanginya, disertai dengan memperbanyak amal dengan harapan menghapus dosanya. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّـيِّئَاتِ


Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk” (QS. Hud: 114).

3️⃣. Muhasabah dari perbuatan yang melalaikan. Hendaknya kita introspeksi diri, apakah masih sibuk dengan banyak hal melalaikan seperti berbagai tontonan dan permainan (meskipun itu bukan keharaman)? Hendaknya kita banyak mengisi waktu kita dengan berzikir dan beribadah, serta amal ketaatan lainnya.


4️⃣. Muhasabah terhadap perbuatan anggota badan. Apa yang kita lakukan dengan kedua kaki kita, tangan kita, telinga kita, mata kita, dan juga lisan kita? Hendaknya kita memperbaikinya dengan menggunakan semua anggota badan kita dalam ketaatan kepada Allah dan meninggalkan berbagai kemaksiatan.

5️⃣. Muhasabah terhadap niat. Apa yang kita inginkan dengan amal kita? Apa yang ada dalam niat kita? Sudah seharusnya kita secara khusus muhasabah terhadap niat yang ada dalam hati, karena betapa berat dan susahnya muhasabah tentang niat ini. Hati ini sangat mudah berbolak-balik, sehingga perlu kesungguhan dan butuh diulang-ulang terus untuk memperbaikinya (Lihat A’maalul Quluub, hal. 383-384).

Semoga tulisan ringkas ini bermanfaat dan menjadi renungan bagi kita semua. Sudahkah kita muhasabah?? Marilah memperbanyak muhasabah dalam kehidupan hari-hari kita. Wallahu muwaffiq ilaa aqwamit thariq.


● Referensi

A’maalul Quluub, karya Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafidzahullah.




Posted by dakwahku in , | November 25, 2024 No comments

🕌 DO'A INI YANG JARANG DI AMALKAN SAAT SUJUD 

Saudaraku yang semoga selalu mendapatkan taufik Allah salah satu waktu terbaik berdoa dan memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala 

1️⃣. Diwafatkan Dalam Keadaan Husnul Khatimah

 اللهم إني أسألك حسن الخاتمة


Allahumma inni as’aluka husnal khatimah Artinya: “Ya Allah aku meminta kepada-MU husnul khotimah”

2️⃣ Agar Diberikan Kesempatan Taubat Sebelum Wafat

 اللهم ارزقني توبتا نصوحا قبل الموت

 

Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut Artinya: “Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat”

3️⃣ Agar Hati Kita Ditetapkan di Atas Agama-Nya

 اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك


 Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘ala diinika Artinya: “Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU” Kemudian saya sampaikan, jika kau sebarkan perkataan ini, dan kau berniat baik denganya, maka semoga menjadikan mudah urusan urusanmu di dunia dan akhirat..


Allahu A'lam 


Semoga bermanfaat

Posted by dakwahku in | November 24, 2024 No comments

 ⚠️ KEUTAMAAN SHALAT BARDAIN SHALAT WUSTHA SHALAT SUBUH DAN ASHAR


Shalat adalah kewajiban utama seorang muslim setelah syahadatain. Menjaga shalat akan mendapatkan pahala dan keutamaan yang besar. Sayangnya banyak di antara kaum muslimin yang belum mengetahui agungnya kedudukan shalat di dalam Islam.

Ada banyak hadits tentang shalat, misalnya hadits keutamaan shalat, hadits mendirikan shalat, dan hadits larangan meninggalkan shalat. Nah video kali ini, insyaAllah akan membahas seputar keutamaan shalat bardain yang ternyata berkaitan erat dengan shalat wustha, shalat subuh, dan shalat ashar. Apa itu shalat bardain? Shalat bardain adalah Shalat al-Bardain adalah shalat subuh dan shalat asar. Dinamakan demikian, karena shalat ini dikerjakan di dua waktu dingin yang mengapit siang hari, ketika cuaca udara sudah sejuk. (Ta’liqat ‘ala Shahih Bukhari, hadis no. 548). Salah satu keutamaan sholat subuh dan ashar yaitu termasuk amalan masuk surga.


Dari sahabat Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ


Siapa yang shalat di dua waktu barad maka akan masuk surga. (HR. Bukhari 574 & Muslim 1470)

Hadis tersebut tentu menjadi motivasi sholat subuh semakin semangat. Di samping mendapatkan keutamaan sholat subuh berjamaah, kita berharap agar kelak dimasukkan ke dalam surga.


Lantas apa itu shalat wustha? Yang dimaksud dengan shalat wustha adalah shalat ashar. Allah Ta’ala berfirman,

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ


“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (surat al Baqarah ayat 238)


Adapun dalil tentang keutamaan shalat ashar dan subuh juga disebutkan di dalam hadis berikut ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ، وَقَبْلَ غُرُوبِهَا


“Tidak akan masuk neraka orang yang mengerjakan shalat sebelum matahari terbit (yakni shalat subuh) dan sebelum matahari terbenam (yakni shalat ashar).” (HR. Muslim 634).


wallahu a’lam.



Posted by dakwahku in | November 24, 2024 No comments

⚠️ JADIKANLAH AKHIRAT SEBAGAI NIATMU

“Dunia akan meninggalkan kita, sedangkan akhirat pasti akan datang”

Orang yang hatinya sehat, dia akan lebih mengutamakan akhirat daripada kehidupan dunia yang fana, tujuan hidupnya adalah akhirat. 

Dia menjadikan dunia ini sebagai tempat berlalu dan mencari bekal untuk akhirat yang kekal. 

Orang yang hatinya sehat akan selalu mempersiapkan diri dengan melakukan ketaatan dan mengerjakan amal-amal shalih dengan ikhlas karena Allâh Azza wa Jalla dan menjauhkan larangan-laranganNya, karena dia yakin pasti mati dan pasti menjadi penghuni kubur dan pasti kembali ke akhirat. 

Karena itu, dia selalu berusaha untuk menjadi penghuni surga dengan berbekal iman, takwa, dan amal-amal yang shalih.

Orang Muslim tujuan hidupnya adalah akhirat, karena itu ia wajib berbekal untuk akhirat dengan bekal terbaik yaitu takwa kepada Allâh Azza wa Jalla . 

Takwa yaitu melaksanakan perintah-perintah Allâh Azza wa Jalla dan menjauhi larangan-larangan-Nya. 

Apabila seorang Muslim beriman dan bertakwa kepada Allâh, maka ia akan diberi rizki dari arah yang tidak diduga dan diberikan jalan keluar dari


🎙️ Sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ ۖ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ


Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat. [Asy-Syûrâ/42:20]



Posted by dakwahku in | November 23, 2024 No comments

⚠️ SABAR DENGAN GANGGUAN ORANG LAIN

Tabiat manusia adalah hidup bersosial. Demikianlah fitrah manusia yang diberikan Allah Ta’ala. Tidak mungkin manusia mampu hidup memisahkan diri dari orang lain. Ia butuh orang lain yang hidup bersamanya. Manusia biasa tinggal bersama orang-orang sebangsanya.

Namun kebersamaan manusia itu juga memunculkan gesekan. Semakin sering seseorang bersama, maka akan muncul juga masalah. Karena manusia itu punya karakter yang berbeda-beda. Punya sifat dan cara pandang kehidupan yang tidak sama. Walaupun kebersamaan itu dalam status yang kuat. Seperti hubungan pernikahan, persaudaraan, kerabat, tetangga, sahabat, rekan kerja, dll. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَنهُمْ


“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.” [Quran Shad: 24]

Tidak sedikit hubungan di tengah manusia; baik hubungan suami istri, keluarga, saudara, tetangga, teman, rekan kerja dan bisni, terjadi kezaliman di tengah mereka. Terjadilah permusuhan. Hal itu terjadi karena lalainya mereka memperhatikan hak antar sesama. Dan ini sesuatu yang tidak mengherankan. Kalau seandainya ada orang yang selamat dari kezaliman, pastilah mereka para nabi. Karena bagusnya interaksi para nabi dengan manusia. Tapi bersamaan dengan itu, mereka pun tidak selamat dari disakiti manusia. Allah Ta’ala berfirman,

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ


“Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong.” [Quran Al-Furqan: 31].

Karena tak ada seorang pun yang selamat dari gangguan manusia. Artinya, kita tak bisa menuntut dari sisi luar. Tapi diri kitalah yang kita latih untuk pandai menyikapinya. Dan sabar dalah sikap terbaik dalam hal ini. Seseorang harus memiliki sifat sabar Ketika dizalimi dan diperlakukan buruk baik dalam urusan dirinya, hartanya, dan kehormatannya.

Sabar dengan gangguan orang lain adalah amal shaleh yang mulia. Orang yang mengamalkannya menempati kedudukan yang tinggi dalam kebaikan, keutamaan, dan derajat keimanan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ.


Seorang mukmin yang bergaul di tengah masyarakat dan bersabar terhadap gangguan mereka, itu lebih baik dari pada seorang mukmin yang tidak bergaul di tengah masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan mereka.” [HR. At Tirmidzi].

Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah terhadap apa yang Anda tidak sukai dalam interaksi dengan manusia. Baik itu datang dari anak, orang tua, suami atau istri, tetangga baik yang dekat maupun jauh, dll. siapa yang melatih diri untuk bersabar, maka akan Allah anugerahi sifat sabar.



Posted by dakwahku in | November 23, 2024 No comments

 ⚠️ MATAKU TIDAK BISA TERPEJAM SEBELUM ENGKAU RIDHA'

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ فِي الْجَنَّةِ؟قُلْنَا بَلَى يَا رَسُوْلَ الله كُلُّ وَدُوْدٍ وَلُوْدٍ، إِذَا غَضِبَتْ أَوْ أُسِيْءَ إِلَيْهَا أَوْ غَضِبَ زَوْجُهَا، قَالَتْ: هَذِهِ يَدِيْ فِي يَدِكَ، لاَ أَكْتَحِلُ بِغَمْضٍ حَتَّى تَرْضَى


“Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah hadits no. 3380)

Istri yang menginginkan hidup penuh dengan kebahagiaan bersama suaminya adalah istri yang tidak mudah marah. Dan niscaya dia pun akan meredam kemarahan dirinya dan kemarahan suaminya dengan cinta dan kasih sayang demi menggapai kebahagiaan surga. Ia tahu bahwa kemuliaan dan posisi seorang istri akan semakin mulia dengan ridha suami. Dan ketika sang istri tahu bahwa ridha suami adalah salah satu sebab untuk masuk ke dalam surga, niscaya dia akan berusaha menggapai ridha suaminya tersebut. 


Allah Subhaanahu wa Ta’alaa berfirman ketika menjelaskan cirri-ciri orang yang bertaqwa, satu di antaranya adalah orang yang pemaaf;

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ


“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Qs. Ali-Imran: 134)

Wahai para istri shalihah, jadikan baktimu kepada suamimu berbalas ridha Allah. Lakukanlah baktimu dengan niat ikhlas karena Allah, berusahalah dengan sungguh-sungguh dan lakukan dengan cara yang baik. Lakukanlah untuk mendapatkan ridha suamimu, maka Allah pun akan ridha terhadapmu.. Insyaalah.

Sebaliknya, apabila suami tidak ridha, Allah pun tidak memberikan keridhaan-Nya. Parahnya lagi, para malaikat pun akan melaknat istri yang durhaka.


Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا


“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan terhadapnya), maka penghuni langit murka kepadanya hingga suaminya ridha kepadanya.” (HR. Bukhari no. 5194 dan Muslim no.1436)


Bahkan, apabila suami murka bisa mengakibatkan tertolaknya shalat yang dilakukan oleh sang istri. Wal iyyadzubillaah. Sebagaimana sabda Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada hadits riwayat Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhumaa,

ثَلَاثَةٌ لَا تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ


“Ada tiga kelompok yang shalatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah). Orang yang mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya, istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya, dan dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan).” (HR. Ibnu Majah I/311 no. 971 dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Misyakatul Mashabih no. 1128)


Posted by dakwahku in | November 23, 2024 No comments

 🕌 SHOLAT DENGAN PAKAIAN BASAH BOLEHKAH?

Syeikh Abu Asy-Syuja’ menjelaskan dalam karyanya kitab al-Ghayah wa at-Taqrib, bahwa ada lima syarat yang harus dipenuhi saat akan melaksanakan shalat, yaitu pertama sucinya anggota badan, baik dari hadas (baik hadas kecil maupun hadas besar) maupun najis. Kedua, menutup aurat dengan pakaian yang suci. Ketiga, wukuf di tempat yang suci. Keempat, mengetahui waktu masuknya salat. Dan yang terakhir, menghadap kiblat.

وشرائط الصلاة قبل الدخول فيها خمسة أشياء طهارة الأعضاء من الحدث والنجس وستر العورة بلباس طاهر والوقوف على مكان طاهر والعلم بدخول الوقت واستقبل القبلة


“Dan syarat-syarat salat sebelum melaksanakan salat ada lima, yaitu sucinya anggota badan dari hadas dan najis, menutup aurat dengan pakaian yang suci, wukuf atau bertempat di atas tempat yang suci, mengetahui waktu masuknya salat, dan menghadap kiblat.”

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang salat atau sedang melaksanakan salat bajunya basah karena diguyur hujan, asalkan masih memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan, maka salatnya tetap sah.

Namun, akan lebih baik bagi siapapun yang akan melaksanakan salat dan bajunya basah, jika masih ada waktu untuk mengganti pakaian yang basah diguyur air hujan tersebut, maka lebih baik untuk menggantinya terlebih dahulu supaya bisa menjaga kekhusyukan salat dan merasa nyaman dengan pakaian yang dikenakan.

Dan bagi siapapun yang sedang melaksanakan salat lalu basah diguyur hujan, maka tetaplah melanjutkan salatnya selama ia tidak khawatir dengan bahaya cuaca yang melanda seperti adanya angin kencang, petir dan badai.

Dengan demikian, shalat dengan pakaian basah pada dasarnya tetap sah selama pakaian tersebut bersih dari najis dan tidak mengganggu kekhusyukan. Kondisi basah tidak membatalkan syarat sahnya salat, meskipun tetap disarankan untuk mengenakan pakaian kering dan layak guna menjaga kenyamanan dan kekhusyukan. Dalam kondisi darurat, Islam memberikan kelonggaran sehingga salat tetap dapat dilakukan dengan pakaian yang ada, termasuk jika pakaian tersebut basah.


Posted by dakwahku in | November 23, 2024 No comments

⚠️ BERSEGERA BERTAUBAT

Oleh :

Ustadz Wahyu Sigit Permadi


Segala puji hanya milik Allah ta’ala. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan, petunjuk serta ampunan-Nya. Kita berlindung dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan kita. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

beserta para keluarga dan sahabat beliau. Amma ba’du.


Para pembaca yang semoga selalu dirahmati oleh Allah ta’ala, pernahkah kita merasakan hidup kita hampa? Segala urusan menjadi sulit tanpa kita tau apa penyebabnya? Atau musibah datang silih berganti menghampiri hidup kita? Ketahuilah, bahwa itu semua merupakan

akibat dari dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan. Allah Ta’ala berfirman, Dan

apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan

tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahankesalahanmu)." (QS. Asy-Syura: 30)


🛑 SETIAP KITA PERNAH MELAKUKAN DOSA

Sipakah diantara kita yang tidak pernah melakukan dosa dan maksiat? Pasti kita pernah melakukan dosa, baik yang disengaja atau tidak, dosa kecil ataupun besar, dosa yang berkaitan dengan hak Allah maupun makhlukNya serta dosa-dosa lain yang tidak dapat kita

hitung lagi jumlahnya. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, Setiap anak cucu Adam itu banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang banyak berbuat salah ialah orang yang banyak bertaubat.” (HR. Ibnu Majah,dinilai hasan oleh Al Albani).


🛑 JANGAN BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH

Meskipun dosa dan maksiat yang telah kita lakukan sudah tidak terhitung lagi jumlahnya, jangan pernah ragu untuk segera bertaubat karena Allah ta’ala berfirman, Katakanlah: Hai hambahamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu

berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosadosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53). Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, Ayat yang mulia ini berisi seruan kepada

setiap orang yang berbuat maksiat baik dosa kekafiran dan lainnya untuk segera bertaubat kepada Allah. Ayat ini mengabarkan bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosa bagi siapa yang ingin bertaubat dari dosa-dosa tersebut, walaupun dosa tersebut amat banyak, bagai buih di lautan." (Tafsir Al-Qur’an ‘Azhim, 7/106).


🛑 HAKIKAT TAUBAT

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata, Taubat secara bahasa artinya kembali, adapun menurut syariat, taubat artinya kembali orang yang bertaubat. Bahkan baginya apabila sudah bertaubat dari dosa, maka sudah tidak ada sesuatu yang lain yang wajib atasnya, padahal dia masih harus bertaubat karena menunda-nunda taubat  tersebut.” (Madarij as-Salikin, 


🛑 BAHAYA MENUNDA TAUBAT

Hendaklah kita jangan menunda taubat kepada Allah Ta’ala, karena:

1️⃣. Menunda taubat adalah dosa tersendiri

2️⃣. Dikhwatirkan maut akan datang menjemput sebelum kita sempat bertaubat.

3️⃣. Titik hitam akan semakin menodai hati, sehingga hati semakin sulit tergerak untuk bertaubat

4️⃣. Dikhwatirkan Allah akan membongkar aib kita

5️⃣. Kemaksiatan yang kita lakukan akan menjerumuskan kepada kemaksiatan yang lain


🛑 PENUTUP

Para pembaca rahimakumullah, demikianlah sedikit pembahasan mengenai kewajiban untuk segera bertaubat, semoga Allah ta’ala memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita agar dapat selalu bertaubat dari setiap dosa yang telah kita lakukan serta memberikan kepada kita khusnul khotimah.




Posted by dakwahku in | November 23, 2024 No comments

 💥 CARA BERTAUBAT DARI DOSA GHIBAH

Ghibah adalah menyebut sesuatu yang saudaranya benci jika mendengarnya ketika saudaranya sedang tidak ada di majelis itu misalnya aib fisik atau keluarganya.⁣

Meskipun ghibah adalah fakta tetapi termasuk dosa besar sebagaimana makan bangkai saudaranya, jika kebohongan maka termasuk fitnah⁣

Ghibah tidak mesti dengan ucapan, bisa juga dengan isyarat, misalnya isyarat tangan, kedipan mata ekspresi wajah⁣

Jika sudah terlanjur melakukan ghibah kepada saudaranya maka cara bertaubatnya dengan rincian berikut:⁣

[1] Jika ghibah tersebut sudah tersebar luas dan diketahui oleh saudaranya⁣

Maka meminta maaf langsung kepada saudaranya. Artinya saudaranya sudah tahu ialah pelaku ghibah tersebut, karena dosa sesama manusia tidak akan terhapus kecuali kita meminta dimaafkan⁣

Kemudian sebutkan kebaikan-kebaikan orang yang dighibahi tadi di majelis yang ia ghibahi⁣

[2] Jika ghibah belum tersebar dan belum diketahui oleh saudaranya⁣

Ada dua pendapat ulama:⁣

Pertama:

Jika dighibahi terkenal sebagai pemaaf dan baik, maka tetap meminta maaf dan menjelaskan kita telah melakukan ghibah⁣

Kedua:

Tidak perlu meminta maaf, tetapi memohonkan ampun untuknya dan menyebut kebaikannya⁣

Pendapat terkuat adalah pendapat kedua TIDAK PERLU meminta maaf inilah yang dijelaskan oleh syaikh Islam Ibnu Taimiyyah, beliau berkata:⁣

أصحهما أنه لا يعلمه أني اغتبتك⁣

“Pendapat terkuat dari dua pendapat adalah tidak perlu memberitahukannya bahwa “aku telah menghibahimu”⁣

Dengan alasan:⁣

1) Meskipun dia terkenal pemaaaf, jika tahu telah dighibahi bisa jadi ia marah karena beratnya aib pada ghibah tersebut⁣

2) Akan menimbul perasaan “tidak enak” atau bahkan permusahan⁣

3) Akan menimbulkan buruk sangka “jangan-jangan ada ghibah lainnya yang ia lakukan” atau “orang ini sering menghibahi aku”⁣



Posted by dakwahku in | November 22, 2024 No comments

 HATI YANG BAIK AKAN MEMPERLIHATKAN AMALAN YANG BAIK

Sebagian manusia hari ini, ketika disampaikan kepadanya kewajiban dari perkara agama atau larangan agama yang dilanggarnya, ia akan berkata, "yang penting hatinya baik", "yang penting imannya baik" dsb.

Bagaimanakah terhadap ucapan seperti ini? 

🎙 Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -1421H- rahimahullahu ta’ala menjelaskan:

هذا الذي يفعله بعض الناس إذا أُلقيت إليه النصيحة قال: التقوى هاهنا، كلام حق؛ لأن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال: (التقوى هاهنا وأشار إلى صدره) قالها ثلاث مرات،


“Apa yang diucapkan oleh sebagian manusia ketika diberi nasehat, "Takwa itu di sini (di hati)", adalah perkataan yang benar. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengatakan, “Takwa itu di sini”, dan beliau mengisyaratkan ke dadanya(hati), dan beliau mengulanginya sebanyak tiga kali.

ولكن الذي قال: التقوى هاهنا هو الذي قال: (ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله) 


Namun perlu diingat, bahwa yang mengatakan, “Takwa itu di sini”, Beliau  juga yang mengatakan, “Sungguh, di dalam tubuh ini ada segumpal daging, apabila ia baik, maka akan baik seluruh (amalan) jasadnya dan apabila ia buruk, maka akan buruk pula seluruh (amalan) jasadnya, dan dia adalah hati.”

وعلى هذا فإن فساد الظاهر يدل على فساد الباطن،


Oleh karenanya, maka kerusakan amal perbuatan lahiriah seseorang, itu menandakan ada kerusakan di dalam hatinya.

ونقول لهذا الذي قال: (التقوى هاهنا) نقول: لو كان ما هاهنا فيه تقوى لكان ما نراه من الأعمال الظاهرة مطابقاً للتقوى؛لأنه إذا اتقى القلب لا بد أن تتقي الجوارح، لقول النبي عليه الصلاة والسلام: (إذا صلحت صلح الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله)


Maka kita katakan kepada orang yang berkata, takwa itu di hati, 

Jikalau takwa itu tidak ada di dalam hati, maka tidak akan terlihat dari perbuatan lahiriahnya yang sesuai dengan ketakwaan. Karena apabila hati itu bertakwa, niscaya anggota tubuh lainnya juga bertakwa.

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Sungguh, di dalam tubuh ini ada segumpal daging, apabila ia baik, maka akan baik seluruh (amalan) jasadnya dan apabila ia buruk, maka akan buruk pula seluruh (amalan) jasadnya, dan dia adalah hati.”

  وبذلك نبطل حجته ونقول: لو كنت صادقاً أن قلبك متقٍ لاتقت الجوارح.


Maka dengan ini, kita dapat membantah alasan orang tersebut dan kita katakan kepadanya, 

“Jikalau engkau jujur bahwa hatimu bertakwa, niscaya anggota tubuhmu yang lain juga ikut bertakwa.”


📚 Sumber: Silsilah al-Liqus Syahri (jilid: 5/hal. 11)


♻️ Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya

 


Posted by dakwahku in | November 22, 2024 No comments

⚠️ PERANGKAP SETAN

Oleh :

Syaikh Abdurrazaq 

bin Abdil Muhsin Al Abbad


Apapun jalan yang ditempuh manusia, setan akan senantiasa mendampinginya, baik yang ditempuh itu jalan kebaikan maupun jalan keburukan. Jika itu berupa jalan kebaikan, setan akan mecegah manusia untuk menempuhnya. Jika itu berupa jalan keburukan, setan akan memotivasi manusia agar terus melewatinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya setan selalu berupaya menggoda anak cucu Adam dengan berbagai macam cara”. (HR. An Nasa’i 3134, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i)


Maka, berhati-hatilah dari segala tipu daya setan, dan kita hanya berlindung kepada Allah.



Posted by dakwahku in | November 22, 2024 No comments

PERBANYAK KEBAIKAN DAN PAHALA, DENGAN BANYAK BERDOA


وَعَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «إِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ» رَوَاهُ الْأَرْبَعَةُ، وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ. 


• Dari an-Nuʼman bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, 


“Sesungguhnya doa adalah ibadah.”

H.R. Imam empat [Abu Dawud (1479), at-Tirmidzi (2969), an-Nasaʼi (Al-Kubra, 11400), Ibnu Majah (3828)]. Dinyatakan shahih oleh at-Tirmidzi.

وَلَهُ مِنْ حَدِيثِ أَنَسٍ بِلَفْظِ: «الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ». 


• Dalam riwayat at-Tirmidzi [3371], dari Anas radhiyallahu ‘anhu, lafazh haditsnya, 


“Doa adalah inti ibadah.”

وَلَهُ مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ رَفَعَهُ: «لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ مِنَ الدُّعَاءِ» وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ.


• Juga dalam riwayat at-Tirmidzi [3370], dari Abu Hurairah, (dari Nabi ﷺ), 

“Tidak ada sesuatu yang lebih utama di sisi Allah daripada doa.”

Dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Ibnu Hibban [870] dan al-Hakim [1852]. 


📚 Petikan Pelajaran dari Hadits 

Berdoa kepada Allah adalah ibadah yang luar biasa. Ringannya berdoa jangan sampai membuat kita menganggap doa sebagai ibadah biasa. 

Orang yang berdoa berada dalam ibadah yang mulia; sebab melalui doa tersebut ia telah meyakini keagungan sifat-sifat Allah.

[Syarah Kitab al-Jamiʼ karya Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, hlm. 213-214]. 

- Orang yang berdoa berarti mengakui dan yakin bahwa Allah Mahakaya, pemilik segalanya; karena itu ia meminta kepada-Nya. 

- Orang yang berdoa percaya bahwa Allah Mahadermawan; bahwa Allah mendengar doa hamba yang meminta dan memberikan apa yang diperlukannya. 

- Orang yang berdoa juga percaya bahwa Allah Mahakuasa; ringan bagi-Nya untuk memberikan permintaan para hamba. 

- Orang yang berdoa pun percaya bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Mahalembut kepada para hamba-Nya; karena itu ia mengarahkan tiap keperluannya kepada Allah. 


💎 Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah berpesan, “Maka penting bagi kita untuk memperbanyak doa dan ibadah. Orang beriman tidak sepatutnya untuk bosan dan lemah dari dua hal ini. Perlu untuk memperbanyak doa agar terus berada di atas kebaikan. 

Sedangkan sesuatu yang disebut dalam doa, maka bisa jadi akan diberikan jika yang terbaik seperti itu; bisa pula tertunda, jika yang baik untuknya adalah ditunda.

Doamu tidak akan pernah sia-sia. Selama berdoa, engkau terus di atas kebaikan; pahala yang langsung diberi, permintaan yang dikabulkan atau ditangguhkan, ataupun dianugerahi sesuatu yang lebih baik daripada yang engkau pinta. 


Ingatlah, bahwa Rabb-mu Mahabijaksana.”


Syarah Kitab al-Jamiʼ, hlm. 215-216. 





Posted by dakwahku in | November 22, 2024 No comments

 ☘️🍷 SIFAT-SIFAT KHAMR SURGAWI

Kita ketahui bersama bahwa khamr dan semua yang memabukkan telah diharamkan oleh Allah di  dunia. Allah Ta’ala berfirman:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا


“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”” 

(QS. Al Baqarah: 219)


Ia juga berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah: 90).


Namun di SURGA khamr itu menjadi halal, bahkan ada sungai-sungai yang mengalirkan khamr yang lezat yang bebas di minum oleh penghuninya. Allah Ta’ala berfirman:

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ


“perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya..”  

(QS. Muhammad: 15).

Mengapa khamr dunia diharamkan sedangkan khamr dibolehkan di surga? Ketahuilah, khamr surgawi berbeda dengan khamr di dunia. Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya menjelaskan beberapa sifat khamr surgawi:


Tidak mengandung zat yang memabukkan. Sebagaimana firman Allah:

لا فِيهَا غَوْلٌ وَلا هُمْ عَنْهَا يُنزفُونَ


“Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya” 

(QS. Ash Shaffat: 47)


Tidak membuat mabuk dan pusing. Sebagaimana firman Allah:

لَا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلا يُنزفُونَ


“mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk” 

(QS. Al Waqi’ah: 19)


Warnanya putih,

Rasanya lezat, sebagaimana firman Allah:

بَيْضَاءَ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ


“warnanya putih dan terasa lezat bagi yang meminumnya” 

(QS. Ash Shaffat: 46)


Bisa didapatkan tanpa perlu memeras, sebagaimana diriwayatkan:

لَمْ تَعْصُرْهَا الرِّجَالُ بِأَقْدَامِهَا


“para lelaki tidak perlu memerasnya dengan kaki-kaki mereka” (HR. Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, beliau mengatakan: ‘hadits ini gharib, seakan-akan dia mursal’).

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya: “mengapa khamr di dunia di haramkan sedangkan di surga di halalkan?”. Beliau menjawab: “khamr akhirat itu baik tidak memabukkan dan tidak memberi bahaya atau gangguan. Adapun khamr dunia, di dalamnya ada bahaya dan memabukkan serta memberi gangguan. Khamr akhirat tidak mengandung zat yang memabukkan dan tidak membuat mabuk peminumnya, serta tidak membuat gangguan pada akalnya atau bahaya pada badannya. Adapun khamr dunia, dapat mengganggu akal dan badan sekaligus. Dan semua bahaya yang ada pada khamr dunia itu tidak ada pada khamr akhirat”.

Dan tentu saja khamr surgawi ini hanya dinikmati oleh orang-orang yang Allah masukkan ke dalam surga, dan diantara sebabnya adalah dengan meninggalkan khamr di dunia. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فِي الدُّنْيَا لَمْ يَشْرَبْهَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ أَنْ يَتُوبَ


Barangsiapa yang meminum khamr di dunia, ia tidak akan meminumnya di akhirat (surga). Kecuali jika ia bertaubat” (HR. Al Bukhari no.5575, Muslim no.2003).


Demikian, semoga bermanfaat. Wabillahi at taufiq was sadaad.

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter