nasihat perfect
Posted by dakwahku in | November 23, 2024 No comments

⚠️ BERSEGERA BERTAUBAT

Oleh :

Ustadz Wahyu Sigit Permadi


Segala puji hanya milik Allah ta’ala. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan, petunjuk serta ampunan-Nya. Kita berlindung dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan kita. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

beserta para keluarga dan sahabat beliau. Amma ba’du.


Para pembaca yang semoga selalu dirahmati oleh Allah ta’ala, pernahkah kita merasakan hidup kita hampa? Segala urusan menjadi sulit tanpa kita tau apa penyebabnya? Atau musibah datang silih berganti menghampiri hidup kita? Ketahuilah, bahwa itu semua merupakan

akibat dari dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan. Allah Ta’ala berfirman, Dan

apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan

tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahankesalahanmu)." (QS. Asy-Syura: 30)


🛑 SETIAP KITA PERNAH MELAKUKAN DOSA

Sipakah diantara kita yang tidak pernah melakukan dosa dan maksiat? Pasti kita pernah melakukan dosa, baik yang disengaja atau tidak, dosa kecil ataupun besar, dosa yang berkaitan dengan hak Allah maupun makhlukNya serta dosa-dosa lain yang tidak dapat kita

hitung lagi jumlahnya. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, Setiap anak cucu Adam itu banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang banyak berbuat salah ialah orang yang banyak bertaubat.” (HR. Ibnu Majah,dinilai hasan oleh Al Albani).


🛑 JANGAN BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH

Meskipun dosa dan maksiat yang telah kita lakukan sudah tidak terhitung lagi jumlahnya, jangan pernah ragu untuk segera bertaubat karena Allah ta’ala berfirman, Katakanlah: Hai hambahamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu

berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosadosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53). Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, Ayat yang mulia ini berisi seruan kepada

setiap orang yang berbuat maksiat baik dosa kekafiran dan lainnya untuk segera bertaubat kepada Allah. Ayat ini mengabarkan bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosa bagi siapa yang ingin bertaubat dari dosa-dosa tersebut, walaupun dosa tersebut amat banyak, bagai buih di lautan." (Tafsir Al-Qur’an ‘Azhim, 7/106).


🛑 HAKIKAT TAUBAT

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata, Taubat secara bahasa artinya kembali, adapun menurut syariat, taubat artinya kembali orang yang bertaubat. Bahkan baginya apabila sudah bertaubat dari dosa, maka sudah tidak ada sesuatu yang lain yang wajib atasnya, padahal dia masih harus bertaubat karena menunda-nunda taubat  tersebut.” (Madarij as-Salikin, 


🛑 BAHAYA MENUNDA TAUBAT

Hendaklah kita jangan menunda taubat kepada Allah Ta’ala, karena:

1️⃣. Menunda taubat adalah dosa tersendiri

2️⃣. Dikhwatirkan maut akan datang menjemput sebelum kita sempat bertaubat.

3️⃣. Titik hitam akan semakin menodai hati, sehingga hati semakin sulit tergerak untuk bertaubat

4️⃣. Dikhwatirkan Allah akan membongkar aib kita

5️⃣. Kemaksiatan yang kita lakukan akan menjerumuskan kepada kemaksiatan yang lain


🛑 PENUTUP

Para pembaca rahimakumullah, demikianlah sedikit pembahasan mengenai kewajiban untuk segera bertaubat, semoga Allah ta’ala memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita agar dapat selalu bertaubat dari setiap dosa yang telah kita lakukan serta memberikan kepada kita khusnul khotimah.




Posted by dakwahku in | November 23, 2024 No comments

 💥 CARA BERTAUBAT DARI DOSA GHIBAH

Ghibah adalah menyebut sesuatu yang saudaranya benci jika mendengarnya ketika saudaranya sedang tidak ada di majelis itu misalnya aib fisik atau keluarganya.⁣

Meskipun ghibah adalah fakta tetapi termasuk dosa besar sebagaimana makan bangkai saudaranya, jika kebohongan maka termasuk fitnah⁣

Ghibah tidak mesti dengan ucapan, bisa juga dengan isyarat, misalnya isyarat tangan, kedipan mata ekspresi wajah⁣

Jika sudah terlanjur melakukan ghibah kepada saudaranya maka cara bertaubatnya dengan rincian berikut:⁣

[1] Jika ghibah tersebut sudah tersebar luas dan diketahui oleh saudaranya⁣

Maka meminta maaf langsung kepada saudaranya. Artinya saudaranya sudah tahu ialah pelaku ghibah tersebut, karena dosa sesama manusia tidak akan terhapus kecuali kita meminta dimaafkan⁣

Kemudian sebutkan kebaikan-kebaikan orang yang dighibahi tadi di majelis yang ia ghibahi⁣

[2] Jika ghibah belum tersebar dan belum diketahui oleh saudaranya⁣

Ada dua pendapat ulama:⁣

Pertama:

Jika dighibahi terkenal sebagai pemaaf dan baik, maka tetap meminta maaf dan menjelaskan kita telah melakukan ghibah⁣

Kedua:

Tidak perlu meminta maaf, tetapi memohonkan ampun untuknya dan menyebut kebaikannya⁣

Pendapat terkuat adalah pendapat kedua TIDAK PERLU meminta maaf inilah yang dijelaskan oleh syaikh Islam Ibnu Taimiyyah, beliau berkata:⁣

أصحهما أنه لا يعلمه أني اغتبتك⁣

“Pendapat terkuat dari dua pendapat adalah tidak perlu memberitahukannya bahwa “aku telah menghibahimu”⁣

Dengan alasan:⁣

1) Meskipun dia terkenal pemaaaf, jika tahu telah dighibahi bisa jadi ia marah karena beratnya aib pada ghibah tersebut⁣

2) Akan menimbul perasaan “tidak enak” atau bahkan permusahan⁣

3) Akan menimbulkan buruk sangka “jangan-jangan ada ghibah lainnya yang ia lakukan” atau “orang ini sering menghibahi aku”⁣



Posted by dakwahku in | November 22, 2024 No comments

 HATI YANG BAIK AKAN MEMPERLIHATKAN AMALAN YANG BAIK

Sebagian manusia hari ini, ketika disampaikan kepadanya kewajiban dari perkara agama atau larangan agama yang dilanggarnya, ia akan berkata, "yang penting hatinya baik", "yang penting imannya baik" dsb.

Bagaimanakah terhadap ucapan seperti ini? 

🎙 Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -1421H- rahimahullahu ta’ala menjelaskan:

هذا الذي يفعله بعض الناس إذا أُلقيت إليه النصيحة قال: التقوى هاهنا، كلام حق؛ لأن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال: (التقوى هاهنا وأشار إلى صدره) قالها ثلاث مرات،


“Apa yang diucapkan oleh sebagian manusia ketika diberi nasehat, "Takwa itu di sini (di hati)", adalah perkataan yang benar. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengatakan, “Takwa itu di sini”, dan beliau mengisyaratkan ke dadanya(hati), dan beliau mengulanginya sebanyak tiga kali.

ولكن الذي قال: التقوى هاهنا هو الذي قال: (ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله) 


Namun perlu diingat, bahwa yang mengatakan, “Takwa itu di sini”, Beliau  juga yang mengatakan, “Sungguh, di dalam tubuh ini ada segumpal daging, apabila ia baik, maka akan baik seluruh (amalan) jasadnya dan apabila ia buruk, maka akan buruk pula seluruh (amalan) jasadnya, dan dia adalah hati.”

وعلى هذا فإن فساد الظاهر يدل على فساد الباطن،


Oleh karenanya, maka kerusakan amal perbuatan lahiriah seseorang, itu menandakan ada kerusakan di dalam hatinya.

ونقول لهذا الذي قال: (التقوى هاهنا) نقول: لو كان ما هاهنا فيه تقوى لكان ما نراه من الأعمال الظاهرة مطابقاً للتقوى؛لأنه إذا اتقى القلب لا بد أن تتقي الجوارح، لقول النبي عليه الصلاة والسلام: (إذا صلحت صلح الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله)


Maka kita katakan kepada orang yang berkata, takwa itu di hati, 

Jikalau takwa itu tidak ada di dalam hati, maka tidak akan terlihat dari perbuatan lahiriahnya yang sesuai dengan ketakwaan. Karena apabila hati itu bertakwa, niscaya anggota tubuh lainnya juga bertakwa.

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Sungguh, di dalam tubuh ini ada segumpal daging, apabila ia baik, maka akan baik seluruh (amalan) jasadnya dan apabila ia buruk, maka akan buruk pula seluruh (amalan) jasadnya, dan dia adalah hati.”

  وبذلك نبطل حجته ونقول: لو كنت صادقاً أن قلبك متقٍ لاتقت الجوارح.


Maka dengan ini, kita dapat membantah alasan orang tersebut dan kita katakan kepadanya, 

“Jikalau engkau jujur bahwa hatimu bertakwa, niscaya anggota tubuhmu yang lain juga ikut bertakwa.”


📚 Sumber: Silsilah al-Liqus Syahri (jilid: 5/hal. 11)


♻️ Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya

 


Posted by dakwahku in | November 22, 2024 No comments

⚠️ PERANGKAP SETAN

Oleh :

Syaikh Abdurrazaq 

bin Abdil Muhsin Al Abbad


Apapun jalan yang ditempuh manusia, setan akan senantiasa mendampinginya, baik yang ditempuh itu jalan kebaikan maupun jalan keburukan. Jika itu berupa jalan kebaikan, setan akan mecegah manusia untuk menempuhnya. Jika itu berupa jalan keburukan, setan akan memotivasi manusia agar terus melewatinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya setan selalu berupaya menggoda anak cucu Adam dengan berbagai macam cara”. (HR. An Nasa’i 3134, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i)


Maka, berhati-hatilah dari segala tipu daya setan, dan kita hanya berlindung kepada Allah.



Posted by dakwahku in | November 22, 2024 No comments

PERBANYAK KEBAIKAN DAN PAHALA, DENGAN BANYAK BERDOA


وَعَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «إِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ» رَوَاهُ الْأَرْبَعَةُ، وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ. 


• Dari an-Nuʼman bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, 


“Sesungguhnya doa adalah ibadah.”

H.R. Imam empat [Abu Dawud (1479), at-Tirmidzi (2969), an-Nasaʼi (Al-Kubra, 11400), Ibnu Majah (3828)]. Dinyatakan shahih oleh at-Tirmidzi.

وَلَهُ مِنْ حَدِيثِ أَنَسٍ بِلَفْظِ: «الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ». 


• Dalam riwayat at-Tirmidzi [3371], dari Anas radhiyallahu ‘anhu, lafazh haditsnya, 


“Doa adalah inti ibadah.”

وَلَهُ مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ رَفَعَهُ: «لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ مِنَ الدُّعَاءِ» وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ.


• Juga dalam riwayat at-Tirmidzi [3370], dari Abu Hurairah, (dari Nabi ﷺ), 

“Tidak ada sesuatu yang lebih utama di sisi Allah daripada doa.”

Dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Ibnu Hibban [870] dan al-Hakim [1852]. 


📚 Petikan Pelajaran dari Hadits 

Berdoa kepada Allah adalah ibadah yang luar biasa. Ringannya berdoa jangan sampai membuat kita menganggap doa sebagai ibadah biasa. 

Orang yang berdoa berada dalam ibadah yang mulia; sebab melalui doa tersebut ia telah meyakini keagungan sifat-sifat Allah.

[Syarah Kitab al-Jamiʼ karya Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, hlm. 213-214]. 

- Orang yang berdoa berarti mengakui dan yakin bahwa Allah Mahakaya, pemilik segalanya; karena itu ia meminta kepada-Nya. 

- Orang yang berdoa percaya bahwa Allah Mahadermawan; bahwa Allah mendengar doa hamba yang meminta dan memberikan apa yang diperlukannya. 

- Orang yang berdoa juga percaya bahwa Allah Mahakuasa; ringan bagi-Nya untuk memberikan permintaan para hamba. 

- Orang yang berdoa pun percaya bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Mahalembut kepada para hamba-Nya; karena itu ia mengarahkan tiap keperluannya kepada Allah. 


💎 Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah berpesan, “Maka penting bagi kita untuk memperbanyak doa dan ibadah. Orang beriman tidak sepatutnya untuk bosan dan lemah dari dua hal ini. Perlu untuk memperbanyak doa agar terus berada di atas kebaikan. 

Sedangkan sesuatu yang disebut dalam doa, maka bisa jadi akan diberikan jika yang terbaik seperti itu; bisa pula tertunda, jika yang baik untuknya adalah ditunda.

Doamu tidak akan pernah sia-sia. Selama berdoa, engkau terus di atas kebaikan; pahala yang langsung diberi, permintaan yang dikabulkan atau ditangguhkan, ataupun dianugerahi sesuatu yang lebih baik daripada yang engkau pinta. 


Ingatlah, bahwa Rabb-mu Mahabijaksana.”


Syarah Kitab al-Jamiʼ, hlm. 215-216. 





Posted by dakwahku in | November 22, 2024 No comments

 ☘️🍷 SIFAT-SIFAT KHAMR SURGAWI

Kita ketahui bersama bahwa khamr dan semua yang memabukkan telah diharamkan oleh Allah di  dunia. Allah Ta’ala berfirman:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا


“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”” 

(QS. Al Baqarah: 219)


Ia juga berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah: 90).


Namun di SURGA khamr itu menjadi halal, bahkan ada sungai-sungai yang mengalirkan khamr yang lezat yang bebas di minum oleh penghuninya. Allah Ta’ala berfirman:

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ


“perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya..”  

(QS. Muhammad: 15).

Mengapa khamr dunia diharamkan sedangkan khamr dibolehkan di surga? Ketahuilah, khamr surgawi berbeda dengan khamr di dunia. Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya menjelaskan beberapa sifat khamr surgawi:


Tidak mengandung zat yang memabukkan. Sebagaimana firman Allah:

لا فِيهَا غَوْلٌ وَلا هُمْ عَنْهَا يُنزفُونَ


“Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya” 

(QS. Ash Shaffat: 47)


Tidak membuat mabuk dan pusing. Sebagaimana firman Allah:

لَا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلا يُنزفُونَ


“mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk” 

(QS. Al Waqi’ah: 19)


Warnanya putih,

Rasanya lezat, sebagaimana firman Allah:

بَيْضَاءَ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ


“warnanya putih dan terasa lezat bagi yang meminumnya” 

(QS. Ash Shaffat: 46)


Bisa didapatkan tanpa perlu memeras, sebagaimana diriwayatkan:

لَمْ تَعْصُرْهَا الرِّجَالُ بِأَقْدَامِهَا


“para lelaki tidak perlu memerasnya dengan kaki-kaki mereka” (HR. Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, beliau mengatakan: ‘hadits ini gharib, seakan-akan dia mursal’).

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya: “mengapa khamr di dunia di haramkan sedangkan di surga di halalkan?”. Beliau menjawab: “khamr akhirat itu baik tidak memabukkan dan tidak memberi bahaya atau gangguan. Adapun khamr dunia, di dalamnya ada bahaya dan memabukkan serta memberi gangguan. Khamr akhirat tidak mengandung zat yang memabukkan dan tidak membuat mabuk peminumnya, serta tidak membuat gangguan pada akalnya atau bahaya pada badannya. Adapun khamr dunia, dapat mengganggu akal dan badan sekaligus. Dan semua bahaya yang ada pada khamr dunia itu tidak ada pada khamr akhirat”.

Dan tentu saja khamr surgawi ini hanya dinikmati oleh orang-orang yang Allah masukkan ke dalam surga, dan diantara sebabnya adalah dengan meninggalkan khamr di dunia. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فِي الدُّنْيَا لَمْ يَشْرَبْهَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ أَنْ يَتُوبَ


Barangsiapa yang meminum khamr di dunia, ia tidak akan meminumnya di akhirat (surga). Kecuali jika ia bertaubat” (HR. Al Bukhari no.5575, Muslim no.2003).


Demikian, semoga bermanfaat. Wabillahi at taufiq was sadaad.

Posted by dakwahku in | November 21, 2024 No comments

🏚️SHALAT DHUHA DAN SHALAT SUNNAH LEBIH BAIK DI RUMAH 

Terdapat hadits yang menjelaskan bahwa shalat sunnah itu lebih baik di rumah, yaitu

ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟﺼَﻠَﺎﺓِ ﻓِﻲْ ﺑُﻴُﻮْﺗِﻜُﻢْ ، ﻓَﺈِﻥَّ ﺧَﻴْﺮَ ﺻَﻠَﺎﺓِ ﺍﻟﻤَﺮْﺀِ ﻓِﻲْ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ﺇﻟَّﺎ ﺍﻟﺼَﻠَﺎﺓَ ﺍﻟﻤَﻜْﺘُﻮْﺑَﺔَ


“Hendaknya kalian mengerjakan salat di rumah-rumah kalian, karena sesungguhnya sebaik-baik salat seseorang adalah di rumahnya, kecuali salat wajib (fardhu)”.[1]

Terdapat hadits juga bahwa shalat sunnah yang tidak dilihat orang pahalanya 25x daripada shalat sunnah yang dilihat orang sebagaimana di masjid


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺗﻄﻮﻋًﺎ ﺣﻴﺚ ﻻ ﻳﺮﺍﻩ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺗﻌﺪﻝ ﺻﻼﺗﻪ ﻋﻠﻰ ﺃﻋﻴﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺧﻤﺴًﺎ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﺩﺭﺟﺔ


Shalat sunah yang dikerjakan seseorang di tempat yang tidak dilihat orang lain, senilai 25 kali derajat shalat sunah yang dia kerjakan di tengah banyak orang”. [2]


Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

[1] Sebaiknya shalat dhuha dan shalat sunnah (qabliyah dan ba’diyah) dilakukan di rumah, sebelum berangkat ke kantor atau sebelum berangkat ke masjid atau setelah pulang dari masjid

[2] Jika tidak bisa shalat dhuha di rumah, bisa shalat di kantor, lebih baik shalat di ruangannya yang tidak terlihat orang dan waktu terbaik shalat dhuha adalah di pertengahan siang (sekitar jam 10an) yaitu saat-saat manusia sibuk dengan pekerjaannya.

Sebagaimana waktu terbaik shalat malam adalah 1/6 akhir malam karena saat itu manusia sedang puncak nyenyak tidur (puncak kelalaian)

[3] Hikmah disembunyikan dan tidak telihat karena  bisa lebih ikhlas dan terhindar dari riya’


Imam An-Nawawi menjelaskan,

ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺧﻔﻰ ﻭﺃﺑﻌﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﺮﻳﺎﺀ، ﻭﺃﺻﻮﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺤﺒﻄﺎﺕ


“Lebih tersembunyi dan lebih jauh dari riya’ serta lebih terjaga terhapusnya amal” [3]

[3] Ada juga shalat sunnah yang dianjurkan ditampakkan syariat seperti shalat tarawih, shalat istisyqa’ (minta hujan)

ﺍﻟﺬﻱ ﺗﻘﺘﻀﻴﻪ ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﺤﻘﻘﻴﻦ ﺃﻥّ ﻓﻌﻠﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﻮﺕ ﺃﻓﻀﻞ، ﺇﻻ ﻣﺎ ﺷﺮﻉ ﻟﻪ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻛﺎﻟﻌﻴﺪ ﻭﺍﻟﻜﺴﻮﻑ ﻭﺍﻻﺳﺘﺴﻘﺎﺀ، ﻭﻛﺬﺍ ﺍﻟﺘﺮﺍﻭﻳﺢ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺻﺢ


“Maksud hadits menurut para ulama peneliti adalah shalat sunnah di rumah itu lebih baik, kecuali yang disyariatkan berjamaah seperti shalat kusuf (gerhana), istisyqa’ dan shalat tarawih.” [4]

[4] Shalat sunnah di rumah juga membuat rumah hidup dengan ibadah sehingga berkah ada di rumah, tidak sebagaimana kuburan yang memang bukan tempat ibadah

Inilah maksud hadits  jangan menjadikan rumah sebagai kuburan


Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻻَﺗَﺠْﻌَﻠُﻮْﺍ ﺑَﻴُﻮْﺗَﻜُﻢْ ﻣَﻘَﺎﺑِﺮَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺸَﻴْﻄَﺎﻥَ ﻳَﻨْﻔِﺮُ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺒَﻴْﺖِ ﺍﻟَﺬِﻱ ﺗُﻘْﺮَﺃُ ﻓِﻴْﻪِ ﺳُﻮْﺭَﺓَ ﺍﻟﺒَﻘَﺮَﺓِ


“ Janganlah kamu menjadikan rumahmu (seperti) kuburan (dengan tidak pernah mengerjakan salat dan membaca al-Qur’an di dalamnya). Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibaca di dalamnya surat al-Baqarah.” [5]


Demikian semoga bermanfaat


Catatan kaki:

[1] HR Al-Bukhari no.5672 dan Muslim no. 781

[2]  HR. Abu Ya’la dan dishahihkan Al-Albani

dalam Shahih Al-Jami, 7269

[3] Syarh Shahih Muslim 6/86

[4] Tuhfatul Muhtaj 1/341

[5] HR. Muslim



Posted by dakwahku in | November 21, 2024 No comments

⚠️ PERBANYAK SHALAWAT ‎KEPADA RASULULLAH ﷺ DI MALAM dan HARI JUM’AT

   

Salah satu adab yang harus diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabi ﷺ pada malam dan hari Jum’at adalah memperbanyak shalawat kepada Nabi ﷺ.

   

🎙️ Rasulullah ﷺ bersabda :

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً


“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.”

📗 HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya.


Di antara bentuk bacaan shalawat nabi yang paling utama yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ ialah :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى  إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ


❝ Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.❞

“Ya, Allah. Berilah (yakni, tambahkanlah) shalawat (sanjungan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya, Allah. Berilah berkah (tambahan kebaikan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia.”

(HR Bukhari, Muslim, dan lainnya. Lihat Shifat Shalat Nabi, hlm. 165-166, karya Al Albani, Maktabah Al Ma’arif).


Wallaahu ta’ala a’lam


Posted by dakwahku in | November 21, 2024 No comments

⚠️ HATI-HATI ! PAHALA AMALAN KITA DAPAT TERHAPUS TANPA DISADARI

Oleh :

Ustadz Hamdani Zahid, Lc., حفظه الله 


Kita semua telah memahami bahwa syarat sah diterimanya sebuah amalan adalah Al-Ikhlas dan Al-Ittiba. Al-Ikhlas yaitu memurnikan maksud dan tujuan beribadah hanya kepada Allah dan hanya untuk Allah, dan al-ittiba yakni meneladani, mencontoh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Namun, usaha kita sebagai seorang mukmin tidak berhenti sampai di situ, tugas kita bukan sekadar menyelesaikan sebuah amalan, karena ternyata ada tugas yang lebih berat dan tidak kalah penting dari sekadar beramal, yaitu mempertahankan pahala amalan agar tidak terhapus sia-sia.

Karena seikhlas apapun kita beramal, sebaik apapun kita telah berusaha mencontoh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tetap saja potensi terhapusnya pahala amal sangat bisa terjadi pada semua orang. Oleh karenanya, kita harus terus mengingatkan diri kita, keluarga kita, dan kaum muslimin agar tidak sekadar puas setelah beramal. Lebih dari itu, kita berharap agar Allah menerima amalan kita, serta kita merasa takut apabila amalan kita tidak diterima.


Berikut ini ada beberapa perkara yang bisa mengurangi bahkan menghapus pahala amalan, yang terkadang kita lakukan tanpa kita sadari. Perkara-perkara ini harus kita ketahui untuk dapat kita hindari.





Posted by dakwahku in | November 21, 2024 No comments

🥀🌟 TIDAKLAH KEFAKIRAN DAPAT MEMBINASAKAN SESEORANG

🌟 Rasulullah shallaahu alaihi wasallam bersabda, 

" فَوَاللَّهِ لَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنْ أَخَشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كما بُسِطَتْ على من كان قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كما تَنَافَسُوهَا، وَتُهْلِكَكُمْ كما أَهْلَكَتْهُمْ


“Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku takutkan menimpa kalian. Akan tetapi yang aku takutkan adalah ketika dunia sudah dibentangkan sebagaimana telah dibentangkan kepada umat sebelum kalian. Sehingga kalian pun berlomba-lomba mengejarnya, sebagaimana mereka berlomba-lomba dalam mengejar dunia. Akhirnya dunia ini membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka.”


📚 Sumber: HR. Al-Bukhari no.3158 dan Muslim no.2961 dari sahabat Amr bin Auf radhiyallahu ‘anhu.

__


➡️ Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu ta’ala menjelaskan,

" لما كان الناس إلى الفقر أقرب، كانوا لله أتقى وأخشع وأخشى. ولما كَثُر المال؛ كثُر الإعراض عن سبيل الله، وحصل الطغيان، وصار الإنسان الآن يتشوف لزهرة الدنيا وزينتها... سيارة، بيت، فرش، لباس . يباهي الناس بهذا كله، ويعرض عما ينفعه في الآخرة.


Ketika manusia lebih dekat dengan kefakiran, maka mereka akan lebih bertakwa, lebih khusyuk, dan lebih takut kepada Allah. Namun ketika hartanya bertambah banyak, maka akan bertambah besar sifat berpaling dan melampaui batas dari jalan Allah,

Sehingga keadaan manusia hari ini menjadi lebih memperhatikan dunia dan segala kemegahannya, mulai dari mobil, rumah, kasur, pakaian dan selainnya. Mereka saling berlomba untuk bermegah-megahan dalam perkara tersebut serta berpaling dari apa yang bermanfaat di akhirat kelak.

وصارت الجرائد والصحف وما أشبهها لا تتكلم إلا بالرفاهية وما يتعلق بالدنيا، وأعرضوا عن الآخرة، وفسد الناس إلا من شاء الله.


Media masa, surat kabar dan yang semisalnya tidak ketinggalan melainkan bercerita tentang kemewahan dan segala hal yang berkaitan dengan dunia dan berpalingnya manusia dari akhirat. Maka menjadi rusaklah kondisi manusia, kecuali yang dikehendaki Allah. 

فالحاصل أن الدنيا إذا فتحت - نسأل الله أن يقينا وإياكم شرها - أنها تجلب شرًّا وتُطغي الإنسان.


Kesimpulannya, sesungguhnya dunia itu, bila terbuka, ia akan mendatangkan berbagai kejelekkan dan menjadikan seorang melampaui batas dari perintah Allah ‘Azza wa Jalla, kita memohon kepada Allah semoga Allah menjaga kita dari kejelekkannya.


📚 Sumber : syarh Riyadh Ash-Shalihin (jilid: 3/hal. 361)


♻️ Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya

 

═════ ✥.❖.✥ ═════



Posted by dakwahku in | November 21, 2024 No comments

✨💚 HUKUM MENAMBAHKAN NAMA SUAMI DI BELAKANG NAMA ISTRI


🌵 Dalam agama kita memang seorang istri tidak boleh menambahkan nama suaminya yang terakhir setelah namanya. Bahkan ini juga merupakan bentuk tasyabbuh kepada orang kafir. Misal nama suaminya Joko, maka kadang namanya Fulanah Joko. Ini merupakan hal yang terlarang.

✨ Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Barang siapa yang mengaku sebagai anak kepada selain bapaknya atau menisbatkan dirinya kepada yang bukan walinya, maka baginya laknat Allah, malaikat, dan segenap manusia. Pada hari kiamat nanti, Allah tidak akan menerima darinya ibadah yang wajib maupun yang sunnah." 

[HR. Muslim no. 3327 dan At-Tirmidzi no. 2127 dan Ahmad no. 616]


Dan dalam riwayat yang lain:

مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ غَيْرُ أَبِيهِ، فَالجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ


"Barang siapa bernasab kepada selain ayahnya dan ia mengetahui bahwa ia bukan ayahnya, maka Surga haram baginya."


Dalam Fatwa Lajnah disebutkan:

Seseorang tidak diperkenankan menisbatkan (menyandarkan -pent) dirinya kepada selain ayahnya, Allah Ta'ala berfirman :

ادْعُوهُمْ لآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ


`Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka. Itulah yang lebih adil pada sisi Allah.``` [QS. Al-Ahzab: 5]

Dan telah ada ancaman yang keras kepada orang-orang yang menasabkan dirinya kepada selain ayahnya. Berdasarkan ini maka : Tidak boleh menasabkan seorang wanita kepada suaminya sebagaimana kebiasaan orang-orang kafir. [Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah 20/378]

والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم


🔏 Dijawab oleh: Alfaqir ilallah Abu Muhammad Royhan hafidzahullah


Semoga bermanfa'at 🪷


بَارَكَ اللهُ فِيْكُم 


═════ ✥.❖.✥ ═════



Posted by dakwahku in | November 20, 2024 No comments

 HUKUM MENEMUKAN UANG DI JALAN 

Pertanyaan:

Bagaimana hukum mengambil uang dijalan ketika kita menemukan uang dijalan? Bolehkah diambil atau tidak.


🔎 Jawaban:

Jika uang tersebut nominal nya kecil dan tidak mungkin orang itu akan kembali untuk mencarinya maka ini boleh diambil karena masuk luqothoh yang boleh dimanfaatkan langsung ini sebagimana yang dikabarkan oleh Anas Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melewati sebiji kurma di jalan, lalu beliau bersabda:

لَوْ لاَ أَنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ مِنَ الصَّدَقَةِ َلأَكَلْتُهَا.


“Seandainya aku tidak takut kalau ia dari (harta) shadaqah, niscaya aku akan memakannya.” (Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari no. 2431, Shahiih Muslim no. 1071, Sunan Abi Dawud no. 1636).

Tapi jika sesuatu hal berharga dan pasti orang akan mencarinya maka lakukan seperti yang diriwayatkan oleh Suwaid bin Ghaflah, ia berkata, “Aku bertemu dengan Ubaiy bin Ka’ab, ia berkata, ‘Aku menemukan sebuah kantung yang berisi seratus dinar, lalu aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau bersabda, ‘Umumkan dalam setahun.’ Aku pun mengumumkannya selama satu tahun, dan aku tidak menemukan orang yang mengenalinya. Kemudian aku mendatangi beliau lagi, dan bersabda, ‘Umumkan selama satu tahun.’ Lalu aku mengumumkannya dan tidak menemukan (orang yang mengenalnya).


Aku mendatangi beliau untuk yang ketiga kali, dan beliau bersabda:

احْفَظْ وِعَاءَهَا، وعَدَدَهَا، وَوِكَاءَهَا، فَإِنْ جَاءَ صَاحِبُهَا وَإِلاَّ فَاسْتَمْتِعْ بِهَا.


“Jagalah tempatnya, jumlahnya dan tali pengikatnya, kalau pemiliknya datang (maka berikanlah) kalau tidak, maka manfaatkanlah.”

“Maka aku pun memanfaatkannya. Setelah itu aku (Suwaid) bertemu dengannya (Ubay) di Makkah, ia berkata, ‘Aku tidak tahu apakah tiga tahun atau satu tahun.” (Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari no. 2426, Shahiih Muslim no. 1723, Sunan at-Tirmidzi no. 1386, Sunan Ibni Majah no. 2506, Sunan Abi Dawud no 1685).

Dari ‘Iyadh bin Himar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ وَجَدَ لُقَطَةً فَلْيُشْهِدْ ذَا عَدْلٍ أَوْ ذَوَيْ عَدْلٍ ثُمَّ لاَ يُغَيِّرْهُ وَلاَ يَكْتُمْ، فَإِنْ جَاءَ رَبُّهَا فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا وَإِلاَّ فَهُوَ مَالُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ

.

“Barangsiapa yang mendapatkan barang temuan, maka hendaklah ia minta persaksian seorang yang adil atau orang-orang yang adil, kemudian ia tidak menggantinya dan tidak menyembunyikannya. Jika pemiliknya datang, maka ia (pemilik) lebih berhak atasnya. Kalau tidak, maka ia adalah harta Allah yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki.” (Sunan Ibnu Majah no. 2505, Sunan Abi Dawud no. 1693).


👤 Pemateri : Ustadz Achmad Nur Hanafi, Lc. حافظه الله



Posted by dakwahku in | November 20, 2024 No comments

⚠️ HUKUMAN YANG PALING BERAT

Oleh :

Ustadz Badrusalam, Lc حفظه الله 


Hukuman yang paling besar adalah ketika seseorang tidak merasakan sedang dihukum. Sehingga akhirnya dia terus-menerus berbuat dosa dan maksiat. Akibatnya seseorang akan semakin tertipu dan jauh dari bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini adalah sesuatu yang sangat mengerikan.

Allah memberikan sanksi kepada kaum munafiqin dengan cara diperpanjang waktunya agar mereka terus bergelimang diatas kesesatan. Sehingga adzabnya sangat keras. Juga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ


“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.”

Dan yang lebih berat dari itu ketika seseorang bergembira dengan perkara yang sebetulnya adalah hukuman dari Allah yang diberikan kepadanya. Salah satu contoh adalah ketika seseorang gembira ketika mendapatkan harta yang haram. Padahal harta haram itu menambah siksa dalam api neraka. Orang yang keadaannya seperti ini tidak akan pernah sukses mendapatkan ketaatan.

Ketika seseorang sudah mendapatkan manisnya kemaksiatan maka dia akan merasakan bahwa ketaatan adalah sesuatu yang pahit dan getir. Sebaliknya orang yang sudah merasakan nikmatnya ketaatan pada saat itu artinya tidak akan pernah mau melakukan perbuatan maksiat. Kalaupun dia terjatuh ke dalam maksiat maka hatinya menjadi sedih. Hatinya akan menyesal.

Di antara siksa yang tersembunyi dan banyak sekali orang yang tidak menyadarinya adalah dicabutnya kenikmatan ketika bermunajat. Dicabut lezatnya beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika berdzikir seseorang tidak merasakan kenikmatan, ketika shalat seseorang tidak merasakan kekhusuan, ketika membaca Al-Quran tidak merasakan apa-apa dihati dan justru yang ada adalah ingin segera selesai. Ini semua adalah sanksi yang Allah berikan kepada hamba akibat maksiatnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itu jika didalam hati seorang muslim mulai terasa berat untuk melakukan ketaatan, maka sudah sepantasnya seorang muslim segera bertaubat dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter